
Interogasi - Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih berkeberatan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi meski sudah didesak oleh Joko Widodo (Jokowi) calon Presiden terpilih, pasalnya pada saat ini masih belum tepat.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla menganjurkan agar ada pengalihan subsidi konsumtif ke subsidi produktif.
Hal ini disampaikannya dalam jumpa pers bersama dengan Presiden Terpilih Joko Widodo, Ketua Tim Transisi Rini Soemarno dan Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani di Rumah Transisi pada Kamis (28/8) malam.
“Langkah yang pasti adalah mengalihkan subsidi konsumtif ke subsidi produktif. Misalnya kita alihkan bagaimana fungsi pangan naik, bagaimana irigasi, pupuk, bibit lebih baik, rumah sakit lebih baik, dana desa dan pendidikan lebih baik dibandingkan beri bensi murah untuk orang kota,” ujar JK.
Ketika ditanya terkait apakah dirinya dan Joko Widodo akan menaikkan harga BBM Bersubsidi, JK mengatakan akan dibicarakan setelah pelantikan.
“Nanti setelah pelantikan, kita baru bicarakan ke depan. Sekarang baru evaluasi,” kata mantan ketua umum partai Golkar ini.
Jusuf Kalla bersama Jokowi mengadakan pertemuan pertama kali dengan Tim Transisi dan Fraksi partai koalisi hari ini di rumah transisi.
JK juga baru pertama kali datang ke rumah Transisi. Dia memberi kesan bahwa rumah Transisi bagus untuk berdiskusi lebih terbuka. Dia juga mengatakan akan datang ke rumah transisi sesuai dengan kebutuhan.
“Kantornya bagus. Tentunya kita bisa berdiskusi dengan terbuka. Saya datang ke sini sesuai kebutuhan,” katanya. (Beritasatu)
0 coment rios: