
Interogasi - Jakarta - Adanya intervensi dari Bank Indonesia Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat tipis sebesar delapan poin menjadi Rp13.392 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.400 per dolar AS, ini di nyatakan oleh Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa adanya harapan positif dari pelaku pasar terhadap pemerintah yang akan lebih gencar dalam menyerap anggaran belanja modal dalam rangka membangun infrastruktur juga menjadi salah satu faktor yang mengangkat nilai tukar rupiah kembali bergerak menguat terhadap dolar AS.
"Membaiknya infrastruktur di dalam negeri dapat mendorong konsumsi dan investasi tumbuh sehingga menunjang perekonomian Indonesia ke depannya," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah belum akan terlalu tinggi menyusul masih adanya kekhawatiran dari pelaku pasar uang terhadap kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang akan menaikan suku bunganya.
"Belum adanya kepastian waktu mengenai kenaikan suku bunga the Fed membuat investor cenderung menahan investasinya ke dalam produk mata uang berisiko. Instrumen investasi rupiah dinilai berisiko jika the Fed menaikan suku bunganya," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa buruknya performa perusahaan Amerika Serikat menjadi salah satu faktor mata uang dolar AS mengalami tekanan terhadap sebagian mata uang dunia.
Di sisi lain, lanjut dia, adanya intervensi dari Bank Indonesia di pasar valas domestik diharapkan dapat menjaga volatilitas rupiah menjadi stabil dan juga turut menopang mata uang domestik untuk kembali berada di area positif.
0 coment rios: