Interogasi - Investigasi - Sejumlah mahasiswi perguruan tinggi di kota-kota besar ditengarai menjadi istri simpanan tanpa adanya ikatan perkawinan yang sah. Sebagian besar praktik itu dilakukan ketika mereka masih duduk di bangku kuliah, dan berakhir setelah meraih sarjana.
Berikut Video yang pernah di kupas dalam Reportase Investigasi TransTV :
Alasan para mahasiswi itu bermacam-macam. Namun alasan yang paling dominan adalah untuk membiayai kuliah. Dengan menjadi istri simpanan atau semacam istri kontrak, mereka mendapat biaya hidup secara tetap setiap bulan dari sang suami.
“Secara agama kami tidak melanggar. Kami kawin siri,” tutur seorang mahasiswi ketika ditemui beberapa saat setelah keluar dari sebuah kampus perguruan tinggi di Semarang.
Wanita yang menolak disebut jatidirinya itu mengakui, dia dengan suaminya nikah siri. Ia terus terang tidak mengharapkan perkawinan secara sah sesuai undang-undang perkawinan karena ia tahu suaminya sudah berkeluarga.
Di tempat terpisah, seorang lelaki berusia 40 tahun bersedia bercerita panjang lebar tentang hubungan yang dijalaninya dengan seorang mahasiswi yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang. “Dia istri muda saya. Tapi, hanya sebatas nikah siri,” aku pengusaha properti ini sambil mewanti-wanti agar namanya tak dikorankan karena khawatir istri pertamanya yang sah tahu hal ini.
Menurut bapak dua anak ini, pertama kali ia bertemu dengan si mahasiswi tersebut sekitar enam bulan lalu. Ketika itu, ia dikenalkan salah seorang temannya dari Salatiga, yang belakangan diketahui juga punya istri simpanan yang masih kuliah.
“Saat pertama dikenalkan, saya sama sekali tidak mengira kalau wanita yang dibawa teman saya itu adalah istri mudanya. Saya pikir itu anak buahnya,” kisahnya.
Berawal dari pertemuan tersebut, ia dapat cerita banyak dari sang teman tersebut. Termasuk, wanita yang baru dikenalkan kepadanya juga mengaku siap untuk ikut menjalani hubungan dengannya seperti yang sedang dilakoni oleh temannya itu. “Karena syaratnya tidak terlalu berat, saya akhirnya bersedia,” sambungnya.
Diceritakan, sejak awal mereka sudah berkomitmen bahwa harus menikah siri terlebih dulu sebelum berhubungan seperti layaknya suami-istri. Hal itu lantaran si wanita tidak mau hubungan yang mereka lakukan menjadi sebuah perzinahan. Atau gampanganya, mereka ingin hubungan suami-istri itu tidak melanggar agama.
Selanjutnya, si lelaki berkewajiban memberi nafkah berupa biaya hidup sehari-hari selama sang wanita menjalani masa kuliah dan membayar semua biaya kuliah yang dibutuhkan si wanita. Sedangkan pertemuan mereka, disepakati dua sampai tiga kali dalam seminggu. Itupun dilakukan di hotel yang biayanya juga ditanggung sang suami.
Sejak awal berhubungan, mereka sudah berkomitmen tidak ada ikatan yang abadi dalam hubungan ini. Si wanita rela meski lelakinya sudah beristri dengan syarat setelah masa kulianya lulus, hubungan terputus dengan sendirinya. Atau jika memang sudah tidak ada kecocokan mereka bisa cerai sewaktu-waktu.
“Dia kan ingin meniti karir untuk masa depannya. Jadi, saya juga bersedia menjalankan perjanjian itu. Yang penting, istri dan keluarga saya tidak tahu tentang semua ini,” ungkap lelaki asli kelahiran Tuban ini.
Sejak saat itu, mereka berdua sudah menjalani hari-hari sebagaimana yang disepakati. Setelah melaksanakan akad nikah siri di dalam sebuah hotel, keduanya menjalani hidup sebagai suami istri terselubung.
Dalam menjalani hubungan pun mereka sepakat tidak mengganggu jam kuliah atau jam kerja si lelaki. Selain berhubungan rutin di hotel, saat masa liburan juga biasanya diselingi dengan rekreasi ke luar kota.
Siapa saja mahasiswi yang rela dijadikan istri simpanan tersebut? adalah mereka yang berasal dari keluarga pas-pasan. Karena punya cita-cita tinggi dan harus lulus kuliah mereka memilih jalan ini dengan pertimbangan, tidak melakukan perzinaan tapi tetap bisa menyelesaikan kuliahnya.
Bagaimana menurut pendapat anda ??
0 coment rios: