Senin, 27 Oktober 2014

Mengenal Sosok Menteri Nyentrik dan Heboh di Media


Interogasi - Jakarta - Terkait salah satu nama di Kabinet Kerja Jokowi yang nyentrik juga paling ramai diperbincangkan di media sosial adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Menteri Susi langsung heboh menjadi bahan perbincangan di media setelah namanya disebut sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) karena dia adalah satu-satunya pembantu presiden yang tidak lulus SMA, bertato dan perokok.

Gencar sekali penolakan dari masyarakat karena dinilai tidak layak, Selain tidak mendidik masyarakat untuk hidup sehat, seorang yang merokok akan terpapar dengan berbagai penyakit yang berbahaya dan membahayakan jiwanya, sementara pemerintah sendiri sedang gencar-gencarnya melakukan peringatan di larang merokok.


SEKILAS BIOGRAFI SUSI PUDJIASTUTI

Menurut laman wikipedia.org Susi lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965. Dia adalah pemilik dan Presdir Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT. ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.

Hingga awal tahun 2012, Susi Air memiliki 46 pesawat dengan berbagai tipe seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter dan Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 179 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing.

Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp. 300 Miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.

Asal Jawa Tengah

Ayah dan ibunya Susi Pudjiastuti yaitu Haji Suwuh dan Hajjah Suwuh Lasminah berasal dari Jawa Tengah yang sudah lima generasi lahir dan hidup di Pangandaran. Keluarganya adalah saudagar sapi dan kerbau, yang membawa ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat.

Kakek buyutnya Haji Ireng dikenal sebagai tuan tanah. Susi hanya memiliki ijazah SMP. Setamat SMP ia sempat melanjutkan pendidikan ke SMA. Namun, di kelas II SMAN Yogyakarta dia berhenti sekolah, karena dikeluarkan dari sekolah lantaran keaktifannya dalam gerakan Golput.

Setelah tidak lagi bersekolah, dengan modal Rp750 ribu hasil menjual perhiasan, pada 1983 Susi mengawali profesi sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Bisnisnya terus berkembang, dan pada 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek “Susi Brand”.

Ketika bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar.

Didukung suaminya, Christian von Strombeck, seorang Jerman yang lama bekerja sebagai mekanik pesawat dan pilot di Indonesia, pada 2004 Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar menggunakan pinjaman bank.

Melalui PT. ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang. Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air. Dua hari setelah gempa tektonik dan tsunami Aceh melanda Aceh dan pantai barat Sumatera pada 26 Desember 2004, Cessna Susi adalah pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi.

Bagikan

0 coment rios: