Jumat, 18 Maret 2016

Siswi SMP Dipaksa Guru Lakukan Oral Seks


Interogasi - Sepertinya kejahatan seksual di lingkungan sekolah sering terjadi, Seorang siswi SMP Negeri di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, diduga dipaksa oral seks oleh oknum guru Bahasa Inggris di sekolahannya.

Rasa trauma dirasakan NS, 14, siswi kelas III ini. Dengan menggunakan masker berwarna hijau, wanita berjilbab putih diperiksa di Mapolres Jaksel.

Dia diduga korban pelecehan seksual dari seorang oknum guru. Peristiwa aib itu terjadi saat korban telat masuk sekolah yang berada di Jalan Manggarai Utara Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (3/3).

Saat itu kata korban tersangka ER menghukumnya dengan membawanya ke ruang staf guru. Dimana ruang itu sedang kosong dan tidak ada kamera pengintai Circuit Closed of Television (CCTV). Guru cabul itu langsung berkata kepada korban ingin membuka jilbab dan melihat keindahan tubuh korban.

Sontak hal ini membuat anak pertama dari dua bersaudara itu histeris dan melarikan diri dari sekolah ke Polres Jakarta Timur. Karena letak sekolah berada di Jakarta Selatan, korban bersama ayahnya langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolrestro Jakarta Selatan, Jumat (4/3) lalu. Dengan nomor LP/348/K/III/2016/PMJ/Restro Jaksel. Korban sendiri mendapatkan pelecehan seksual seperti oral seks dan digerayangi tubuhnya. “Anak saya traumalah dan lari ke Polres Jakarta Timur karena letaknya dekat Manggarai,” kata oran tua korban Sam, 40.

Hasil visum badan dan visum psikis dari korban langsung diserahkan ke aparat penyidik dari Unit Perlindungan PPA Polres Jakarta Selatan. Saat ini, korban sedang melaksanakan BAP.
Ternyata dari hasil penyelidikan, kata Sam anaknya merupakan korban ke empat dari pelaku yang dua tahun lagi masuk masa pensiun. “Baru terungkap bahwa sebelumnya di bulan Juli kelas 2 beberapa kali mengalami perbuatan cabul seksual baik cerita-cerita yang mengenai hubungan seks orang dewasa maupun mengeluarkan sperma. Pokoknya ajakanlah itu sebenernya materi pelajaran di luar pelajaran. Dan itu adanya cuman mereka berdua di ruang staf guru. Saat terlambat saat dia dapat hukuman,” tuturnya.

Beberapa trauma sering dirasakan korban. Seperti terbangun pada dini hari dan berteriak histeris karena takut merasakan tindakan asusila. Sebagai orang tua, kekhawatiran pun dirasakan. “Anak saya terbangun jam 01.00 pagi, terus pukul 02.00 teriak histeris sambil memegangi badannya. Kan saya sebagai orang tua sedih melihat trauma anak saya,” ungkapnya.

EMPAT KALI

Kasubag Humas Polres Jaksel, Kompol Purwanta, mengatakan pihaknya belum monitor kasus tersebut. “Gak ada tuh, yang mana ya?,” kata Kompol Purwanta kepada wartawan.

Kanit PPA Polres Jaksel, AKP Nunu Suparmi dikonfirmasi menuturkan tidak mau menjelaskan secara detail soal kasus tersebut. Menurutnya. banyak kasus yang menimpa bocah SMP. “Saat ini saksi sudah kami periksa dua orang ada korban dan orang tua korban bahwa benar korban kejadian ini ada pelecehan terhadap siswi yang dilakukan oleh gurunya,” ujar AKP Nunu.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya bakal memeriksa guru. “Kami juga akan panggil dan periksa gurunya nanti,” tuturnya.

Bagikan

0 coment rios: