Minggu, 14 Januari 2018

Disekitar Candi Borobudur Di Temukan Peninggalan VOC


Interogasi - Magelang - Awal Desember 2017, warga menemukan lebih dari 1.400 koin saat sedang menggali tanah yang akan digunakan untuk pembuatan batu-batu. Saat itu semua koin berada dalam guci tembaga yang sudah terbelah dua.

Balai Konservasi Borobudur (BKB) meneliti ribuan koin yang diduga peninggalan Vereenigde Oostindische Compagnie ( VOC). Koin tersebut ditemukan di Dusun Bowongan, Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Magelang.

Penemuan tak disengaja ini kemudian menjadi viral setelah warga lain mengunggah keberadaan koin tersebut ke media sosial.

Barulah pada pertengahan Desember 2017, tim arkeolog BKB meninjau lokasi penemuan yang ternyata merupakan situs cagar budaya sebagaimana tercantum dalam keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 286 tahun 2014 tentang Satuan Ruang Geografis Borobudur sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional.

 Setelah melalui pendekatan persusif, penemu bersedia meminjamkan uang koin itu kepada tim arkeolog BKB untuk diteliti apakah merupakan cagar budaya yang harus dilindungi atau bukan. Namun sayang, guci wadah koin itu sudah tidak ada.

Winda Diah Puspita Rini, arkeolog BKB, berkata pihaknya sudah membersihkan 200 dari 1.400 koin yang ditemukan. Sebab awalnya koin tersebut tertutup gumpalan tanah.

"Sedikit demi sedikit kami pisahkan koin-koin itu, dan berhasil kami lepas 200 keping. Setelah itu, kami bersihkan dengan perawatan khusus supaya tidak merusak wujud aslinya," jelas Winda, kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2018).

Pembersihan dilakukan dengan air perasan jeruk nipis dan soda kue. Peneliti harus menggunakan alas tangan latex saat memegang, guna melindungi koin berdiameter 2 sentimeter itu. Peneliti juga memakai X-Ray Fluorescence (XRF) untuk mengetahui kandungan unsur koin.

"Kami bersihkan dulu sampai dua tahap, sampai benar-benar terlihat bentuk aslinya. Kemudian kami pakai XRF, dan diketahui sampel koin paling banyak mengandung unsur Cu atau tembaga," cetus Winda.

Hasil sementara diketahui sampel koin berasal dari 44 angka tahun yang berbeda, mulai tahun 1740-1800an. Sampel koin memperlihatkan setidaknya 4 gambar yang berbeda di setiap sisi.

 Setelah melalui pendekatan persusif, penemu bersedia meminjamkan uang koin itu kepada tim arkeolog BKB untuk diteliti apakah merupakan cagar budaya yang harus dilindungi atau bukan. Namun sayang, guci wadah koin itu sudah tidak ada.

Winda Diah Puspita Rini, arkeolog BKB, berkata pihaknya sudah membersihkan 200 dari 1.400 koin yang ditemukan. Sebab awalnya koin tersebut tertutup gumpalan tanah.

"Sedikit demi sedikit kami pisahkan koin-koin itu, dan berhasil kami lepas 200 keping. Setelah itu, kami bersihkan dengan perawatan khusus supaya tidak merusak wujud aslinya," jelas Winda, kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2018).

Pembersihan dilakukan dengan air perasan jeruk nipis dan soda kue. Peneliti harus menggunakan alas tangan latex saat memegang, guna melindungi koin berdiameter 2 sentimeter itu. Peneliti juga memakai X-Ray Fluorescence (XRF) untuk mengetahui kandungan unsur koin.

"Kami bersihkan dulu sampai dua tahap, sampai benar-benar terlihat bentuk aslinya. Kemudian kami pakai XRF, dan diketahui sampel koin paling banyak mengandung unsur Cu atau tembaga," cetus Winda.

Hasil sementara diketahui sampel koin berasal dari 44 angka tahun yang berbeda, mulai tahun 1740-1800an. Sampel koin memperlihatkan setidaknya 4 gambar yang berbeda di setiap sisi.

Lokasi penemuan di situs Bowongan berjarak sekitar 4 sampai 5 kilometer dari Candi Borobudur.

Warga setempat kerap menemukan benda bersejarah seperti batu-bata kuno berukuran besar dan tebal. Hanya saja warga sering membiarkan atau sekedar menyingkirkan penemuan itu tanpa memberitahu pihak berwenang.

"Penemuan koin ini secara fisik baru pertama kali. Tapi informasi dari warga, koin serupa pernah ditemukan di Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, tapi tidak dilaporkan. Sampai sekarang keberadaan koin itu tidak terlacak. Di desa ini juga pernah ditemukan potongan patung yang ternyata patung kepala Buddha Candi Borobudur," urai Winda. (kompas)

Bagikan

1 komentar: