Rabu, 06 Agustus 2014

Kuota BBM Bersubsidi Tekor 1,34 juta Kilo Liter


Interogasi - Sesuai ketetapan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014, kuota BBM bersubsidi sebesar 46 juta kl. "Pertamina punya hitungan dan prognosa. Kalau do nothoing, kuota 46 juta kl akan terlampaui. Jadi tekornya bisa 1,34 juta Kilo Liter (KL)," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya di Jakarta, Selasa (5/8/2014).

Dari selisih tambahan tersebut, maka sampai akhir tahun diprediksi kuota BBM bersubsidi mencapai 47,34 kl. Menurut Hanung, selisih tambahan itu sekitar 80%-nya berasal dari solar subsidi.

Pihaknya menyebut, tanpa upaya pembatasan, kuota solar subsidi akan habis pada 30 November 2014, sementara kuota premium akan habis pada 19 Desember 2014.

Hanung menuturkan, bentuk pembatasan yang dilakukan hanya pada daerah tertentu. Sesuai surat edaran instruksi Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) antara lain pembatasan waktu operasional penjualan BBM subsidi di SPBU dari pukul 08.00-18.00.

Khususnya untuk penjualan solar terutama daerah rawan penyalahgunaan solar subsidi, peniadaan penjualan premium di jalan tol, dan peniadaan solar subsidi di SPBU di Jakarta Pusat.

"Seperti daerah-daerah rawan ini biasanya adalah di sektor pertambangan, perkebunan dan kehutanan. Ini rawan bocor. Dar situ kami tetapkan waktu tertentu penjualan BBM bersubsid jenis solar," ucapnya.

Pihaknya juga mengklaim, pembatasan penjualan solar subsidi waktu tertentu ini hanya dilakukan pada 12% SPBU yang tersebar di sebagain daerah Sumatera, Kalimatan, Jawa, dan Bali. Bahkan di Bali penerapan pembatasan ini hanya dilakukan 5% dari total SPBU.

"Kalau misal 100 SPBU, itu artinya hanya ada lima SPBU yang diterapkan kebijakan ini. Mereka masih bisa menemukan BBM bersubsidi di tempat lain," ucapnya.

Bagikan

0 coment rios: