Kamis, 23 Juli 2015

Suriah Rayakan Idul Fitri Dengan Damai


Interogasi - Damaskus - Ketika Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus mengadakan acara perayaan Idul Fitri 1436 Hijriah, Suriah yang merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang sedang dilanda perang terhenti Sesaat.

Sekira 100 warga negara Indonesia berbaur dengan tamu undangan yang merupakan warga lokal Suriah. Mereka datang memenuhi undangan Duta Besar RI untuk Damaskus, Djoko Harjanto, pada acara silaturahim masyarakat (open house) Indonesia di Suriah yang diadakan di Wisma Duta di wilayah Yafour.

“Idul Fitri di Indonesia bukan hanya milik umat Muslim, tetapi juga telah menjadi milik bangsa Indonesia, dan dirayakan bersama apa pun agamanya. Kami memiliki tradisi mudik di mana seluruh keluarga besar hadir di kampung halaman dan melakukan sungkem kepada orangtua,” kata Dubes Djoko dalam sambutannya,Senin (23/7/2015).

Kebiasaan open house Idul Fitri memang tidak dikenal masyarakat Suriah. Maka dari itu, acara silaturahim masyarakat Indonesia di Wisma Duta Besar RI menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat Suriah.

“Biasanya kami hanya memiliki acara bersalam-salaman di Masjid Agung Ummayah dengan Presiden, kemudian acara di keluarga masing-masing,” tutur Anas al Halabi, salah satu warga Suriah.

Puluhan makanan khas Indonesia disajikan pada acara itu, seperti opor ayam, rendang, sate, gulai kambing, juga camilan khas Nusantara.

Menurut Rosa Triana, istri dari Dubes Djoko, diperlukan tiga hari untuk menyiapkan semua jenis panganan khas Indonesia itu. “Tantangannya adalah bahan dan bumbu yang tidak berbeda dengan di Tanah Air. Jadi, kami sedikit berimprovisasi,” ujarnya.

Suasana Damaskus yang berangsur membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, membuat acara open house sukses diadakan sejak pagi hingga sore hari. Kekhawatiran ancaman pemberontak yang akan membombardir dan merebut Damaskus pada bulan suci Ramadan tidak terjadi. Bahkan sepanjang Ramadan hingga hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah, Damaskus relatif aman dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Acara open house tahun ini merupakan yang pertama diadakan dalam kondisi krisis Suriah.

“Kalau tahun lalu, mana mungkin kita berani bikin acara seperti ini. Kondisi masih sangat berbahaya,” ungkap AM Sidqi, diplomat pelaksana fungsi penerangan sosial budaya KBRI Damaskus.

Setelah dibuka melalui lantunan doa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan bernyanyi bersama. Para mahasiswa dari Perhimpunan Pelajar Indonesia turut ujuk gigi di atas panggung yang telah disediakan. Tidak ketinggalan, Dubes Djoko ikut mengiringi organ para artis Indonesia di Damaskus itu.

Sumber:Okezone

Bagikan

0 coment rios: